A. PRINSIP KERJA ROUTING
Routing adalah tindakan meneruskan paket jaringan dari sumber jaringan berbeda menuju jaringan lainnya. Proses routing mengatur bagaimana sebuah paket data dikirim dari sebuah komputer yang adalah anggota dari sebuah network kemudian diteruskan melalui router ke router sehingga sampai kepada tujuannya yaitu komputer lain yang berada di jaringan network yang berbeda.
proses yang terjadi ketika Pengguna atau user dari PC1, IP: 192.168.1.20, yang ada pada Network1 melakukan ping kepada server, IP: 10.1.1.100, yang ada di network2.
Paket data Ping atau ICMP ini berisikan alamat tujuan yaitu IP address dari server 10.1.1.100 dan alamat pengirim yaitu PC1, 192.168.1.20
Proses Awal di LAN Network 1
Hal pertama yang terjadi pada LAN network 1, ketika PC1 mengirimkan pesan ke server adalah
1. PC1 melakukan proses pengecekan apakah alamat yang dituju apakah berada satu network atau tidak dengan dirinya.
2. Caranya adalah menggunakan protocol ARP atau Address Resolution Protocol ARP adalah protocol yang berfungsi untuk mencari tahu alamat Mac Address dari sebuah host
berdasarkan IP address dari host tersebut. Dengan mengirimkan pesan
broadcast layer 2 kepada semua host yang ada di LAN Network1. Para host
anggota Network1 menjawab permintaan ARP tersebut.
3. Dari jawaban ARP tersebut diketahui bahwa IP 10.1.1.100
bukan atau tidak berada di network1, hal ini disebabkan oleh protocol
ARP hanya bisa bekerja pada segment network yang sama ARP tidak bisa
melewati router karena menggunakan metode broadcast.
4. Karena tidak ada satupun host yang terdapat pada network
1 merupakan tujuan dari paket tersebut maka langkah berikutnya adalah
paket data tersebut dikirimkan ke alamat default gateway.5. Default gateway merupakan alamat yang akan dituju jika tujuan dari sebuah paket tidak terdapat network atau segment network yang sama. Jika pada konfigurasi IP address tidak tercantumkan alamat default gateway maka paket yang tujuannya diluar dari network tersebut tidak akan pernah terkirim.
6. Pada contoh ini, alamat default gateway adalah IP address dari interface Router1 yang terhubung ke LAN network 1. Default gateway dari PC1 adalah 192.168.1.1 yang juga merupakan alamat IP dari interface router 1 yang terhubung ke LAN Network1.
PC1 kemudian memeriksa ARP cache untuk mencari mac address dari Default Gateway. Setelah ditemukan maka selanjutnya proses komunikasi data antara PC1 dan default gateway yang berada pada LAN yang sama adalah menggunakan alamat mac address.
7. Paket yang berisi ping tersebut diubah menjadi frame dengan menambahkan Mac Address PC1 sebagai pengirim dan Mac Address dari Interface router1 ( default gateway ) sebagai mac address tujuan. Frame kemudian diubah menjadi bit atau byte dan selanjutnya dikirim melalui layer 1 berupa sinyal listrik
8. Ketika frame diterima oleh router1, oleh router1 frame tersebut diubah menjadi packet dengan membuang alamat Mac address pengirim dan penerima.
Proses Routing
1. Router 1 mengecek apakah pada paket, apakah alamat tujuan 10.1.1.100 cocok atau satu segment LAN dengan Interface-interface yang ada pada router 1. Jika tidak maka router1 akan mengecek pada routing table, apakah IP tersebut masuk dalam routing table.
2. Pada routing table dari Router 1 harus terdapat segment network 10.1.1.0 255.255.255.0, jika tidak maka paket ICMP atau Ping tersebut dikembalikan kepada si pengirimnya.
3. Jika terdapat pada routing table segment network yang sesuai dengan tujuannya, yaitu 10.1.1.0 maka selanjutnya router akan meneruskan paket tersebut melalui interface yang berhubungan dengan LAN atau segment network di mana tujuan paket itu berada. Pada gambar terlihat interface router1 yang memiliki IP address 172.16.1.1 merupakan interface yang terdekat dengan tujuan dari paket tersebut.
B. ANALOGI ROUTING
Untuk menghidupkan pr
otokol routing pada suatu router, membutuhkan seting parameter
global dan routing. Tugas global meliputi pemilihan protokol routing seperti RIP, IGRP, EIGRP atau
OSPF. Sedangkan tugas konfigurasi routing untuk menunjukkan jumlah jaringan IP. Routing dinamis menggunakan broadcast dan multicast untuk berkomunikasi dengan router router lainnya.
Contoh konfigurasi routing seperti berikut:
GAD(config)#router rip
GAD(config
-
router)#network 172
.
16.0.0
Untuk RIP dan IGRP, jumlah jaringan didasarkan pada kelas dari alamat jaringan, bukan alamat subnet atau alamat host.
Protokol Routing
Pada layer internet TCP/IP, router dapat menggunakan protokol routing untuk membentuk routing melalui suatu algoritma yang meliputi:
RIP
–
menggunakan protokol routing interior dengan algoritma
distance vector
IGRP
–
menggunakan protokol routing interior dengan algoritma Cisco distance vector
OSPF
–
menggunakan protokol routing interior dengan algoritma link
-
state
EIGRP
–
menggunakan protokol routing interior dengan algoritma advanced Cisco distance
vector
BGP
–
menggunakan protokol routing eksterior dengan algoritma distance vector
Dasar RIP diterangkan dalam RFC
1058
C. ROUTE TABLE
Routing table merupakan sebuah tabel jalur perjalana paket pada router yang miliki oleh masing-masing router.
sebuah frame paket datang menuju router maka layer paling bawah yakni
data-link layer akan melakukan pengecekan terhadap data-link identifier
frame destination address. Jika frame tersebut memiliki identifier dari
router interface atau broadcast identifier maka router akan meneruskan
paket ke network layer.
Pada network layer, destination address dari paket tersebut akan di cek kembali. Jika destination address memiliki IP address dari router interface atau broadcast address ke semua host, maka protokol field dari paket tersebut akan di cek dan kemudian paket akan dikirimkan ke internal proses yang sesuai.
Setiap destination address di panggil pada saat routing. Alamat tersebut mungkin dimiliki oleh host pada network yang berbeda atau merupakan alamt dari host yang terkoneksi secara langsung pada router.
Minimalnya jalur yang terdapat pada database route harus memiliki dua hal berikut:
+ Destination address (alamat tujuan).
+ Pointer ke tujuan, pointer akan mengindikasi bahwa destination address apakah terkoneksi secara langsung atau harus melalui router lain untuk mencapainya.
Pada network layer, destination address dari paket tersebut akan di cek kembali. Jika destination address memiliki IP address dari router interface atau broadcast address ke semua host, maka protokol field dari paket tersebut akan di cek dan kemudian paket akan dikirimkan ke internal proses yang sesuai.
Setiap destination address di panggil pada saat routing. Alamat tersebut mungkin dimiliki oleh host pada network yang berbeda atau merupakan alamt dari host yang terkoneksi secara langsung pada router.
Minimalnya jalur yang terdapat pada database route harus memiliki dua hal berikut:
+ Destination address (alamat tujuan).
+ Pointer ke tujuan, pointer akan mengindikasi bahwa destination address apakah terkoneksi secara langsung atau harus melalui router lain untuk mencapainya.
Untuk memahami lebih detail lagi bagai mana proses yang terdapat pada
route table maka kita akan mempelajari Big picture pada gambar dibawah
ini.
Jika router Carrol pada ganbar diatas menerima paket dengan sourece address 10.1.1.97 dan alamat tujuan 10.1.7.35, maka router akan melihat ke route table untuk melakukan pencocokan alamat tujuan yaitu subnet dari network 10.1.7.0, berdasarkan route table router Carrol alamat tujuan tersebut dapat dicapai melalui next-hop address 10.1.2.2 pada interface S0.
Paket tersebut akan dikirimkan ke router berikutnya (Dahl), router Dahl akan melakukan hal yang sama seperti router Carrol lakukan melakukan pengecekan pada route table yang dimilikinya, maka di dapat bahwa network 10.1.7.0 dapat dicapai melalui next-hop address 10.1.4.2 melalui interface S1.
Proses ini terus dilakukan sampai paket berada di router Baum, router Baum menerima paket dari interface S0, melakukan pengecekan dan menemukan bahwa destination address merupakan directly connected subnet pada iterface E0. Dengan demikian proses routing selesai, dan pake dikirim ke host 10.1.7.35 melalui interface Ethernet 0.
Mungkin masih terdapat pertanyaan dikepala kita, "Bagaimana jika alamat tujuan tidak terdapat pada tabel route, apakah akan diteruskan ?" Jawabannya "Tidak" hal ini sudah dijelaskan diatas, namun untuk lebih jelasnya kita akan mencontohkannya dengan menggunakan gambar diatas.dapat pada tabel route, apakah akan diteruskan ?" Jawabannya "Tidak" hal ini sudah dijelaskan diatas, namun untuk lebih jelasnya kita akan mencontohkannya dengan menggunakan gambar diatas.
Pada gambar dapat kita lihat bahwa alamat untuk network 10.1.1.0 tidak terdapat pada route table router Dahl's. Sebuah Reply akan dikirimkan dari 10.1.1.97 ke 10.1.7.35, tetapi ketika paket reply telah melewati router Baum - Lewis - Dahl. Ketika Dahl melakukan pencocokan alamat degan teble route yang dimilikinya dia tidak dapat menemukan jalur untuk subnet 10.1.1.0, maka paket tersebut akan di drop. dan pesan ICM Destination Unreachable akan dikirimkan ke host 10.1.7.35.
Jika router Carrol pada ganbar diatas menerima paket dengan sourece address 10.1.1.97 dan alamat tujuan 10.1.7.35, maka router akan melihat ke route table untuk melakukan pencocokan alamat tujuan yaitu subnet dari network 10.1.7.0, berdasarkan route table router Carrol alamat tujuan tersebut dapat dicapai melalui next-hop address 10.1.2.2 pada interface S0.
Paket tersebut akan dikirimkan ke router berikutnya (Dahl), router Dahl akan melakukan hal yang sama seperti router Carrol lakukan melakukan pengecekan pada route table yang dimilikinya, maka di dapat bahwa network 10.1.7.0 dapat dicapai melalui next-hop address 10.1.4.2 melalui interface S1.
Proses ini terus dilakukan sampai paket berada di router Baum, router Baum menerima paket dari interface S0, melakukan pengecekan dan menemukan bahwa destination address merupakan directly connected subnet pada iterface E0. Dengan demikian proses routing selesai, dan pake dikirim ke host 10.1.7.35 melalui interface Ethernet 0.
Mungkin masih terdapat pertanyaan dikepala kita, "Bagaimana jika alamat tujuan tidak terdapat pada tabel route, apakah akan diteruskan ?" Jawabannya "Tidak" hal ini sudah dijelaskan diatas, namun untuk lebih jelasnya kita akan mencontohkannya dengan menggunakan gambar diatas.dapat pada tabel route, apakah akan diteruskan ?" Jawabannya "Tidak" hal ini sudah dijelaskan diatas, namun untuk lebih jelasnya kita akan mencontohkannya dengan menggunakan gambar diatas.
Pada gambar dapat kita lihat bahwa alamat untuk network 10.1.1.0 tidak terdapat pada route table router Dahl's. Sebuah Reply akan dikirimkan dari 10.1.1.97 ke 10.1.7.35, tetapi ketika paket reply telah melewati router Baum - Lewis - Dahl. Ketika Dahl melakukan pencocokan alamat degan teble route yang dimilikinya dia tidak dapat menemukan jalur untuk subnet 10.1.1.0, maka paket tersebut akan di drop. dan pesan ICM Destination Unreachable akan dikirimkan ke host 10.1.7.35.
D. JENIS ROUTING