Selasa, 05 November 2019

BAB 2 TEKNOLOGI ROUTING

                                              TEKNOLOGI ROUTING

A. PRINSIP KERJA ROUTING

Routing adalah tindakan meneruskan paket jaringan dari sumber jaringan berbeda menuju jaringan lainnya. Proses routing mengatur bagaimana sebuah paket data dikirim dari sebuah komputer yang adalah anggota dari sebuah network kemudian diteruskan melalui router ke router sehingga sampai kepada tujuannya yaitu komputer lain yang berada di jaringan network yang berbeda.
proses yang terjadi ketika Pengguna atau user dari PC1, IP: 192.168.1.20, yang ada pada Network1 melakukan ping kepada server, IP: 10.1.1.100, yang ada di network2.
Paket data Ping atau ICMP ini berisikan alamat tujuan yaitu IP address dari server 10.1.1.100 dan alamat pengirim yaitu PC1, 192.168.1.20 
 Proses Awal di LAN Network 1
Hal pertama yang terjadi pada LAN network 1, ketika  PC1 mengirimkan pesan ke server adalah
1.    PC1 melakukan proses pengecekan apakah alamat yang dituju apakah berada satu network atau tidak dengan dirinya.

2. Caranya adalah menggunakan protocol ARP atau Address Resolution Protocol ARP adalah protocol yang berfungsi untuk mencari tahu alamat Mac Address dari sebuah host berdasarkan IP address dari host tersebut. Dengan mengirimkan pesan broadcast layer 2 kepada semua host yang ada di LAN Network1. Para host anggota Network1 menjawab permintaan ARP tersebut. 
3.    Dari jawaban ARP tersebut diketahui bahwa IP 10.1.1.100 bukan atau tidak berada di network1, hal ini disebabkan oleh protocol ARP hanya bisa bekerja pada segment network yang sama ARP tidak bisa melewati router karena menggunakan metode broadcast.
4.    Karena tidak ada satupun host yang terdapat pada network 1 merupakan tujuan dari paket tersebut maka langkah berikutnya adalah paket data tersebut dikirimkan ke alamat default gateway.

5.    Default gateway merupakan alamat yang akan dituju jika tujuan dari sebuah paket tidak terdapat network atau segment network yang sama.  Jika pada konfigurasi IP address tidak tercantumkan alamat default gateway maka paket yang tujuannya diluar dari network tersebut tidak akan pernah terkirim.

6.    Pada contoh ini, alamat default gateway adalah IP address dari interface Router1 yang terhubung ke LAN network 1. Default gateway dari PC1 adalah 192.168.1.1 yang juga merupakan alamat IP dari interface router 1 yang terhubung ke LAN Network1.
PC1 kemudian memeriksa ARP cache untuk mencari mac address dari Default Gateway. Setelah ditemukan maka selanjutnya proses komunikasi data antara PC1 dan default gateway yang  berada pada LAN yang sama adalah menggunakan alamat mac address.

7.    Paket yang berisi ping tersebut diubah menjadi frame dengan menambahkan Mac Address PC1 sebagai pengirim dan Mac Address dari Interface router1 ( default gateway ) sebagai mac address tujuan. Frame kemudian diubah menjadi bit atau byte dan selanjutnya dikirim melalui layer 1 berupa sinyal listrik

 8.    Ketika frame diterima oleh router1, oleh router1  frame tersebut diubah menjadi packet dengan membuang alamat Mac address pengirim dan penerima.
  
  Proses Routing
1.    Router 1 mengecek apakah pada paket, apakah alamat tujuan 10.1.1.100 cocok atau satu segment LAN dengan Interface-interface yang ada pada router 1. Jika tidak maka router1 akan mengecek pada routing table, apakah IP tersebut masuk dalam routing table.
2.    Pada routing table dari Router 1 harus terdapat segment network 10.1.1.0 255.255.255.0, jika tidak maka paket ICMP atau Ping  tersebut dikembalikan kepada si pengirimnya.
3.    Jika terdapat pada routing table segment network yang sesuai dengan tujuannya, yaitu 10.1.1.0 maka selanjutnya router akan meneruskan paket tersebut melalui interface yang berhubungan dengan LAN atau segment network di mana tujuan paket itu berada. Pada gambar terlihat interface router1 yang memiliki IP address 172.16.1.1 merupakan interface yang terdekat dengan tujuan dari paket tersebut.

B. ANALOGI ROUTING 

Untuk menghidupkan pr
otokol routing pada suatu router, membutuhkan seting parameter
global dan routing. Tugas global meliputi pemilihan protokol routing seperti RIP, IGRP, EIGRP atau
OSPF. Sedangkan tugas konfigurasi routing untuk menunjukkan jumlah jaringan IP. Routing dinamis menggunakan broadcast dan multicast untuk berkomunikasi dengan router router lainnya.
 Contoh konfigurasi routing seperti berikut:

GAD(config)#router rip
GAD(config
-
router)#network 172
.
16.0.0
Untuk RIP dan IGRP, jumlah jaringan didasarkan pada kelas dari alamat jaringan, bukan alamat subnet atau alamat host.
Protokol Routing
Pada layer internet TCP/IP, router dapat menggunakan protokol routing untuk membentuk routing melalui suatu algoritma yang meliputi:
RIP
menggunakan protokol routing interior dengan algoritma
distance vector
IGRP
menggunakan protokol routing interior dengan algoritma Cisco distance vector
OSPF
menggunakan protokol routing interior dengan algoritma link
-
state
EIGRP
menggunakan protokol routing interior dengan algoritma advanced Cisco distance
vector
BGP
menggunakan protokol routing eksterior dengan algoritma distance vector
Dasar RIP diterangkan dalam RFC
1058
C. ROUTE TABLE
  Routing table merupakan sebuah tabel jalur perjalana paket pada router yang miliki oleh masing-masing router.
 sebuah frame paket datang menuju router maka layer paling bawah yakni data-link layer akan melakukan pengecekan terhadap data-link identifier frame destination address. Jika frame tersebut memiliki identifier dari router interface atau broadcast identifier maka router akan meneruskan paket ke network layer.

Pada network layer, destination address dari paket tersebut akan di cek kembali. Jika destination address memiliki IP address dari router interface atau broadcast address ke semua host, maka protokol field dari paket tersebut akan di cek dan kemudian paket akan dikirimkan ke internal proses yang sesuai.

Setiap destination address di panggil pada saat routing. Alamat tersebut mungkin dimiliki oleh host pada network yang berbeda atau merupakan alamt dari host yang terkoneksi secara langsung pada router.

Minimalnya jalur yang terdapat pada database route harus memiliki dua hal berikut:
+ Destination address (alamat tujuan).
+ Pointer ke tujuan, pointer akan mengindikasi bahwa destination address apakah terkoneksi secara langsung atau harus melalui router lain untuk mencapainya.
Untuk memahami lebih detail lagi bagai mana proses yang terdapat pada route table maka kita akan mempelajari Big picture pada gambar dibawah ini.



Jika router Carrol pada ganbar diatas menerima paket dengan sourece address 10.1.1.97 dan alamat tujuan 10.1.7.35, maka router akan melihat ke route table untuk melakukan pencocokan alamat tujuan yaitu subnet dari network 10.1.7.0, berdasarkan route table router Carrol alamat tujuan tersebut dapat dicapai melalui next-hop address 10.1.2.2 pada interface S0.

Paket tersebut akan dikirimkan ke router berikutnya (Dahl), router Dahl akan melakukan hal yang sama seperti router Carrol lakukan melakukan pengecekan pada route table yang dimilikinya, maka di dapat bahwa network 10.1.7.0 dapat dicapai melalui next-hop address 10.1.4.2 melalui interface S1.

Proses ini terus dilakukan sampai paket berada di router Baum, router Baum menerima paket dari interface S0, melakukan pengecekan dan menemukan bahwa destination address merupakan directly connected subnet pada iterface E0. Dengan demikian proses routing selesai, dan pake dikirim ke host 10.1.7.35 melalui interface Ethernet 0.

Mungkin masih terdapat pertanyaan dikepala kita, "Bagaimana jika alamat tujuan tidak terdapat pada tabel route, apakah akan diteruskan ?" Jawabannya "Tidak" hal ini sudah dijelaskan diatas, namun untuk lebih jelasnya kita akan mencontohkannya dengan menggunakan gambar diatas.dapat pada tabel route, apakah akan diteruskan ?" Jawabannya "Tidak" hal ini sudah dijelaskan diatas, namun untuk lebih jelasnya kita akan mencontohkannya dengan menggunakan gambar diatas.

Pada gambar dapat kita lihat bahwa alamat untuk network 10.1.1.0 tidak terdapat pada route table router Dahl's. Sebuah Reply akan dikirimkan dari 10.1.1.97 ke 10.1.7.35, tetapi ketika paket reply telah melewati router Baum - Lewis - Dahl. Ketika Dahl melakukan pencocokan alamat degan teble route yang dimilikinya dia tidak dapat menemukan jalur untuk subnet 10.1.1.0, maka paket tersebut akan di drop. dan pesan ICM Destination Unreachable akan dikirimkan ke host 10.1.7.35.

D. JENIS ROUTING

                                         BAB 1 TEKNOLOGI VLAN



A. PENTINGNYA TEKNOLOGI VLAN

Sebelum memasuki materi ini, perlu dipahami istilah sebagai berikut ;
1) Unicast adalah Teknik komunikasi antara dua host atau dua terminal secara to the point secara langsung. dalam jaringan.   
2) Anycast adalah Teknik komunikasi data dalam sebuah grup jaringan atau dikenal one to one of many. Hanya digunakan sebagai destination address pada router.
3) Broadcast adalah Teknik dengan pengiriman data secara menyeluruh ke seluruh host atau terminal yg tersambung dg jaringan.
4) Multicast adalah Pengiriman data pada satu atau lebih pada grup yg sama. Sering disebut  connection one to many.
 Jaringan lokal menggunakan switch atau hub sebagai concentrator. Biasanya menggunakan metode Broadcast.

Agar setiap host dapat terhubung, jaringan tersebut harus memiliki Network ID dan Broadcast ID yg sama.
Faktor yg menjadi alasan diterapkannya teknologi VLAN dlm jaringan :
1. Sistem broadcast ke setiap port aktif memungkinkan terjadinya by pass menggunakan tool khusus.
2. Kondisi broadcast storm akibat pengiriman data besar tanpa henti, mengakibatkan switch mnjdi down  dan jaringan akan berhenti.
3. Jaringan yg kompleks, dg kondisi switch jadi titik pusat komunikasi pengalamatan IP address yg berbeda, manajemen jaringan memisahkan divisi, atau segmen jaringan mnjadi orientasi utama.
4. Keamanan jaringan menjadi prioritas utama ketika sistem informasi menjadi tumpuan utama dalam proses bisnis secara fisik jadi satu.
5. Keraturan manajemen dan Pengelolaan yg baik dapat mudah menentukan dan mengatur port yg dpt difungsikan sehingga memudahkan memonitor taffik data.
6. Pembagian jaringan dlm peranti switch menjadi lebih mudah.

B. SWITCH

Kegunaan switch adalah menjadi distributor atau concentrator setiap paket data yg dikirimkan terminal ke terminal lainnya dlm jaringan berbasis kabel.
Produk switch keluaran Cisco diberi label Catalyst, sedangkan router menggunakan router Cisco. Jadi, jika anda menemukan perangkat Cisco dg label Catalyst, dipastikan perangkat tersebut switch.
Switch merupakan perangkat yg bekerja pada layer 2 atay layer sata link.
Koneksi yg terhubung pada port switch akan dicatat berdasar pengalamatan MAC address.
Cisco Catalyst mendukung teknplpgi miltilayer switch yg mamopu bekerja hingga layer letujuh.

Fungsi Switch

Fungsi Switch adlaah untuk manajemen lalu lintas yang ada di sebuah jaringan komputer, Switch mempunyai tugas mentransfer suatu paket data untuk sampai ke tujuan dengan perangkat yang tepat. Switch ini juga juga mempunyai fungsi mencari jalur yang sangat baik dan optimal serta memastikan pengiriman paket data yang efisien tujuannya.

Jenis-Jenis Switch

Secara umum Switch terbagi menjadi dua jenis yakni menurut OSI (Open System Interconnection) yang mana ada dua switch layer dua dan layer tiga.
  • Switch layer 2 adalah switch yang operasi data link layer terdapat pada lapisan model OSI. Switch dapat meneruskan paket dengan melihat alamat MAC tujuan, switch juga dapat menjalankan fungsi bridge antar segmen-segmen LAN (Local Area Network) sebab switch mengirimkan paket-paket data dengan cara melihat alamat yang akan ditujukan tanpa mengetahui protokol jaringan yang digunakan.
  • Switch layer 3 adalah switch yang terletak di network layer yang berada di lapisan model OSI. Dimana switch dapat meneruskan paket data memakai IP Addres. Switch layer 3 (tiga) biasa disebut dengan switch routing maupun switch multtilayer 
  •  
    C. MEMBANGUN LAN DENGAN CATALYST CISCO
                                 Switch adalah media/ suatu alat yang digunakan menggabungkan beberapa komputer menjadi satu buah kelompok jaringan. Bila akan menghubungkan dua buah PC kita hanya akan memerlukan kabel UTP dengan criping dan metode Cross Cable. Namun, bila banyak PC , kita akan membutuhkan switch untuk menghubungkan PC-PC tersebut. Switch mempuyai kemampuan untuk menentukan tujaun MAC address dari packet. Dari pada melewatkan packet ke semua port, switch akan meneruskan ke port yang dialamatkan sehingga switch secara drastis dapat dapat mengurangi traffic network.switch memelihara daftar MAC address yang dihubungkan ke port-port yang digunakan untuk menentukan kemana harus mengirimkan paketnya. Kenapa beoperasi pada MAC  address bukan pada IP address, switch secara umum lebih cepat dari pada sebuah router.Pada umumnya switch  dibuat untuk network ethernet. Akan tetapi beberapa seri Catalyst juga menyertakan interface untuk token ring,FDDI dan sebagainya.Cisco Catalyst 1900 switch banyak digunakan untuk small workgroups. Switch jenis ini cocok digunakan pada network berkecepatan 10-Mbps. Tentu saja tersedia port cadangan yang mendukung kecepatan 100-Mbps. Cisco menyertakan “Command Line Intercface” (CLI) pada seri 1900. CLI ini dapat digunakan untuk keperluan konfigurasi switch tersebut.namun CLI harus dikendalikan dengan bantuan komputer.
 Langkah - langkah membuat jaringan komputer dengan switch cisco antara lain : 
1.     Set alamat IP Addres terlebih dahulu pada cisco catalystontohnya pada pratikum kali ini kita menggunakan kelas C 192.168.1.65 dengan subnet mask 255.255.255.224 
2.     Kemudian set alamat IP Addres pada komputer masing-masing.Contohnya pada komputer yang saya gunakan alamat IP Address  192.168.1.77 seperti gambar dibawah.komputer memiliki satu kelompok yang memiliki satu switch untuk bisa dihubungkan dengan switch utama yaitu switch cisco.
Adapun kelompok dan alamat ip address pada tiap kelompok adalah :
·         Kelompok 1 alamat IP address 192.168.1.66 sampai 192.168.1.70
·         Kelompok 2  alamat IP address 192.168.1.71 sampai 192.168.1.75 
·         Kelompok 3  alamat IP address 192.168.1.76 sampai 192.168.1.82
·         Kelompok 4  alamat IP address 192.168.1.83 
.    Kelompok 5  alamat IP address 192.168.1.89 sampai 192.168.1.94
3.     Pastikan kabel straight telah terhubung dengan switch dan komputer 
4.     Hubungkan antara switch dengan switch cisco catalyst denga kabel cross. 

Berikut ini adalah bentuk dari topologi  yang digunakan. 
Pada praktikum kali ini kita membuat jaringan komputer yang menghubungkan switch cisco dengan beberapa switch dan komputer. Hal yang perlu kita perhatikan adalah kabel yang digunakan adalah kabel straight dan cross, kabel straight digunkan untuk menghubungkan antara switch dengan komputer, sedangkan kabel cross digunakan untuk menghubungkan switch dengan switch cisco.  Switch cisco memiliki IP address kelas C 192.168.1.65 dengan subnet mask 255.255.255.224 dan alamat IP yang beerbeda pada tiap-tiap komputer yang terhubung, pada praktikum kali ini saya menggunkan alamat IP 192.168.1.77. 


VLAN (Virtual Local Area Network) merupakan sekelompok perangkat pada satu LAN atau lebih yang dikonfigurasikan (menggunakan perangkat lunak pengelolaan) sehingga dapat berkomunikasi seperti halnya bila perangkat tersebut terhubung ke jalur yang sama, padahal sebenarnya perangkat tersebut berada pada sejumlah segmen LAN yang berbeda. Vlan dibuat dengan menggunakan jaringan pihak ke tiga. VLAN merupakan sebuah bagian kecil jaringan IP yang terpisah secara logik. VLAN memungkinkan beberapa jaringan IP dan jaringan-jaringan kecil (subnet) berada dalam jaringan switched switched yang sama. Agar computer bisa berkomunikasi pada VLAN yang sama, setiap computer harus memiliki sebuah alamat IP dan Subnet Mask yang sesuai dengan VLAN tersebut. Switch harus dikonfigurasi dengan VLAN dan setiap port dalam VLAN harus didaftarkan ke VLAN. Sebuah port switch yang telah dikonfigurasi dengan sebuah VLAN tunggal disebut sebagai access port.
Berikut ini beberapa keuntungan menggunakan VLAN:
Security : keamanan data dari setiap divisi dapat dibuat tersendiri, karena segmennya bisa dipisah secarfa logika. Lalu lintas data dibatasi segmennya.
 Cost reduction : penghematan biaya dihasilkan dari tidak diperlukannya biaya yang mahal untuk upgrades jaringan dan efisiensi penggunaan bandwidth dan uplink yang tersedia.
 Higher performance : pembagian jaringan layer 2 ke dalam beberapa kelompok broadcast domain yang lebih kecil, yang tentunya akan mengurangi lalu lintas packet yang tidak dibutuhkan dalam jaringan.
 Broadcast storm mitigation : pembagian jaringan ke dalam VLAN-VLAN akan mengurangi banyaknya device yang berpartisipasi dalam pembuatan broadcast storm. Hal ini terjadinya karena adanya pembatasan broadcast domain.
 Improved IT staff efficiency : VLAN memudahkan manajemen jaringan karena pengguna yang membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagi dalam segmen yang sama.
 Simpler project or application management : VLAN menggabungkan para pengguna jaringan dan peralatan jaringan untuk mendukung perusahaan dan menangani permasalahan kondisi geografis. 

Jenis VLAN 
Berdasarkan perbedaan pemberian membership VLAN terbagi menjadi lima, yaitu :
  1. ort based : Dengan melakukan konfigurasi pada port dan memasukkannya pada kelompok VLAN sendiri. Apabila port tersebut akan dihubungkan dengan beberapa VLAN maka port tersebut harus berubah fungsi menjadi port trunk (VTP).
  2. MAC based : Membership atau pengelompokan pada jenis ini didasarkan pada MAC Address. Tiap switch memiliki tabel MAC Address tiap komputer beserta kelompok VLAN tempat komputer itu berada.
  3. Protocol based : Karena VLAN bekerja pada layer 2 (OSI) maka penggunaan protokol (IP dan IP Extended) sebagai dasar VLAN dapat dilakukan.
  4. IP Subnet Address based : Selaij bekerja pada layer 2, VLAN dapat bekerja pada layer 3, sehingga alamat subnet dapat digunakan sebagai dasar VLAN.
  5. Authentication based : Device atau komputer bisa diletakkan secara otomatis di dalam jaringan VLAN yang didasarkan pada autentifikasi user atau komputer menggunakan protokol 802.1x.

D. VLAN ID


E. TIPE VLAN

Terminologi VLAN

Berikut ini terminologi di dalam VLAN :
a. VLAN Data
VLAN Data adalah VLAN yang dikonfigurasi hanya untuk membawa data-data yang digunakan oleh user. Dipisahkan dengan lalu lintas data suara atau pun manajemen switch. Seringkali disebut dengan VLAN pengguna, User VLAN.
b. VLAN Default
Semua port switch pada awalnya menjadi anggota VLAN Default. VLAN Default untuk Switch Cisco adalah VLAN 1. VLAN 1 tidak dapat diberi nama dan tidak dapat dihapus.
c. Native VLAN
Native VLAN dikeluarkan untuk port trunking 802.1Q. port trunking 802.1Q mendukung lalu lintas jaringan yang datang dari banyak VLAN (tagged traffic) sama baiknya dengan yang datang dari sebuah VLAN (untagged traffic). Port trunking 802.1Q menempatkan untagged traffic pada Native VLAN.
d. VLAN Manajemen
VLAN Manajemen adalah VLAN yang dikonfigurasi untuk memanajemen switch. VLAN 1 akan bekerja sebagai Management VLAN jika kita tidak mendefinisikan VLAN khusus sebagai VLAN Manajemen. Kita dapat memberi IP address dan subnet mask pada VLAN Manajemen, sehingga switch dapat dikelola melalui HTTP, Telnet, SSH, atau SNMP.
e. VLAN Voice
VLAN yang dapat mendukung Voice over IP (VoIP). VLAN yang dikhusukan untuk komunikasi data suara.

Tipe Koneksi VLAN

Tipe koneksi dari VLAN dapat di bagi menjadi 3 yaitu :
1. Trunk Link
2. Access Link
3. Hibrid Link (Gabungan Trunk dengan Access)

Prinsip Kerja VLAN

1. Filtering Database
    Berisi informasi tentang pengelompokan VLAN. Terdiri dari:
    a. Static Entries
  • Static Filtering Entries: Mespesifisifikasikan apakah suatu data itu akan dikirim atau dibuang atau juga di masukkan ke dalam dinamic entries
  • Static Registration Entries: Mespesifisifikasikan apakah suatu data itu akan dikirim ke suatu jaringan VLAN dan port yang bertanggung jawab untuk jaringan VLAN tersebut
     b. Dynamic Entries
  • Dynamic Filtering Entries: Mespesifisifikasikan apakah suatu data itu akan dikirim atau dibuang
  • Group Registration Entries: Mespesifisifikasikan apakah suatu data yang dikirim ke suatu group atau VLAN tertentu akan dikirim/diteruskan atau tidak
  • Dynamic Registration Entries: Menspesifikasikan port yang bertanggung jawab untuk suatu jaringan VLAN
2. Tagging
Saat sebuah data dikirimkan maka harus ada yang menyatakan Tujuan data tersebut (VLAN tujuan). Informasi ini diberikan dalam bentuk tag header, sehingga informasi dapat dikirimkan ke user tertentu saja (user tujuan), didalamnya berisi format MAC Address.
Jenis dari tag header :
a. Ethernet Frame Tag Header
b. Token Ring and Fiber Distributed Data Interface (FDDI) tag header Networking

Contoh Konfigurasi VLAN

a. Static VLAN – port switch dikonfigurasi secara manual.
     SwUtama#config Terminal
     Enter configuration commands, one per line. End with CTRL/Z.
     Sw02(config)#VLAN 10
     Sw02(config-vlan)#name VLAN_Mahasiswa
     Sw02(config-vlan)#exit
     Sw02(config)#Interface fastEthernet 0/2
     Sw02(config-if)#switchport mode access
     Sw02(config-if)#switchport access VLAN 10
b. Dynamic VLAN
Mode ini digunakan secara luas di jaringan skala besar. Keanggotaan port Dynamic VLAN  dibuat dengan menggunakan server khusus yang disebut VLAN Membership Policy Server (VMPS). Dengan menggunakan VMPS, kita dapat menandai port switch dengan VLAN? secara dinamis berdasar pada MAC Address sumber yang terhubung dengan port.
c. Voice VLAN – port dikonfigurasi dalam mode voice sehingga dapat mendukung IP phone  yang terhubung.
     Sw02(config)#VLAN 120
     Sw02(config-vlan)#name VLAN_Voice
     Sw02(config-vlan)#exit
     Sw02(config)#Interface fastEthernet 0/3
     Sw02(config-if)#switchport voice VLAN 120

 

F. MATERI VTP (VLAN TRUNKING PROTOCOL)